-->

Breaking

logo

Thursday, April 19, 2018

Foto Bersama Mayat, Tradisi Unik Toraja yang Masih Bertahan

Foto Bersama Mayat, Tradisi Unik Toraja yang Masih Bertahan


Beragam macam budaya ada di Indonesia, mulai dari budaya yang unik, aneh dan sampai mengerikan. Ada budaya yang mengerikan ini di Pangala, Toraja Utara. Masyarakat Toraja memiliki kebiasaan untuk mengadakan upacara adat penggantian pakaian orang yang sudah lama meninggal dunia. Wow unik bukan?

Tana Toraja dikenal dengan berbagai kebudayaan yang tak lazim. Sensasi ini dimanfaatkan untuk menggaet wisatawan berkunjung, baik domestik maupun mancanegara. Salah satu yang terkenal adalah tradisi pemakaman yang tak biasa seperti Ma’nene.

Ma’nene merupakan upacara adat mengganti pakaian mayat para leluhur. Upacara ini dilakukan setiap tiga tahun sekali dan biasanya pada bulan Agustus. Ritual Ma’nene dilakukan khusus oleh masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja Utara.

Masyarakat adat Toraja percaya bahwa jika ritual tersebut tidak dilakukan, maka sawah-sawah dan ladang mereka akan rusak oleh hama dan ulat yang datang tiba-tiba.

Proses Ma’nene sudah berlangsung sejak lama, dan waktu pelaksanaannya berdasarkan kesepakatan bersama keluarga dan tetua adat melalui musyawarah desa. Ne’tomina merupakan gelar adat yang diberikan kepada tetua kampung, di mana orang yang dituakan juga imam atau pendeta

Saat Ma’nene berlangsung, peti-peti mati para leluhur akan dikeluarkan dari makam-makam liang batu dan diletakkan di arena upacara.  Jasad yang sudah tinggal tulang-belulang sampai yang masih utuh, dibersihkan dengan cara dimandikan lalu pakaiannya diganti.

Bagi mayat pria akan dikenakan pakaian jas lengkap dengan dasi dan kacamata hitam yang serba baru. Biasanya baju tersebut dibelikan oleh cucu dan anak-anak mereka yang sudah berhasil. Mereka memperlakukan mayat tersebut seolah-olah masih hidup dan tetap menjadi bagian dari keluarga.

Kegiatan ini dilakukan selama tiga puluh menit. Usai mengganti pakaian mayat leluhur, masyarakat kemudian berkumpul mengikuti acara makan bersama. Makanan yang disajikan adalah hasil sumbangan setiap keluarga keturunan leluhur, yang melaksanakan kegiatan prosesi adat Ma’nane.

Ma’nene biasanya dilakukan beriringan dengan upacara adat Rambu Solo, di mana keluarga membawa kurban hewan seperti babi atau kerbau ke kuburan untuk meminta perlindungan dan mendoakan agar rezeki melimpah.

Beberapa tempat melakukan Ma’nene biasanya disebut Ma’ta’da yang artinya memberikan sesajian kepada arwah keluarga yang telah meninggal dunia.

Disclaimer: Images, articles or videos that exist on the web sometimes come from various sources of other media. Copyright is fully owned by the source. If there is a problem with this matter, you can contact