Unik tapi Fakta - Komunitas Air Mata Guru (KAMG) menemukan puluhan kasus kecurangan  pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Medan, Sumatra Utara (Sumut). Namun,  yang menonjol adalah penjualan kunci jawaban yang melibatkan sindikat  besar.
Pembina KAMG, Denny Boy Saragih, Kamis (25/3) mengungkapkan  lembaganya telah melakukan pemantauan jauh sebelum pelaksanaan UN. "Kami  membentuk relawan yang terdiri dari siswa, guru dan alumni. Tugasnya  mencari kecurangan yang terjadi, mulai dari modus, pelaku dan  konsumennya," ujarnya.
Dari puluhan kecurangan yang KAMG temukan, menurut Saragih, yang  paling menonjol di hari pertama ada jual beli kunci jawaban. Kasus ini  segera dilaporkan secara lisan ke Dinas Pendidikan Sumut dan kepolisian,  Senin(22/3). "Sejak saat itu, kami fokus menelusuri kasus pembocoran  soal UN ini. Makin hari makin jelas, kasus ini melibatkan sindikat  besar," tuturnya.
Pada Selasa (23/3), KAMG menyerahkan dua alat bukti kepada polisi  yakni kunci jawaban yang diperjualbelikan, dan saksi yang membelinya.  "Kami berharap polisi menuntaskannya, sebab memang agak rumit, anggota  sindikat ternyata orang luar sekolah, namun bekerja sama dengan orang  dalam," jelasnya.
Guru, kepala sekolah dan siswa, kata Saragih, tidak terlibat dalam  pembocoran soal. Namun, mereka merupakan konsumen, yang mengorder lembar  jawaban tersebut. "Baik siswa, guru dan kepala sekolah, hanya pemakai  bocoran kunci jawaban itu," paparnya.
Modus pembagian kunci jawaban, berdasarkan penelitian KAMG,  melibatkan sekolah. Sebelum ujian dimulai, siswa berkumpul di suatu  tempat di lokasi sekolah , lalu kunci jawaban di bagi. Satu siswa  mendapat bagian menghapal lima kunci, dan yang lain juga begitu.  "Jawaban dihapal agar barang bukti kopekan (contekan) tidak ditemukan,  seperti tahun lalu," ujarnya.
Keanehan pun terjadi, dari 30 sekolah yang dipantau, banyak sekolah  yang siswanya beramai-ramai tidur saat ujian. "Kenapa itu terjadi,  karena sudah selesai diisi lembar jawaban, sementara jam ujian masih  panjang, mereka lalu ramai-ramai mengantuk di ruang ujian," bebernya  seraya berharap temuan mereka ditindaklanjuti polisi dengan membongkar  sindikat besar pembocor soal UN tersebut. (Media Indonesia) 
 
