10 Mitos vs Fakta Tentang Seks - 
Buat kalian yang belum paham banget tentang seks, tapi mau (atau  sudah) melakukan hubungan seks, ada bagusnya kalian baca-baca ini,  sebagai bahan pedoman, minimal supaya nggak gampang dibohongin pasangan  kalian yang mungkin mau enaknya sendiri aja tanpa mikirin risiko. Buat  yang merasa udah pengalaman tentang seks juga nggak ada salahnya baca.  Kali aja ada bahan baru yang kalian belum tahu. Lagian, di antara  mitos-mitos yang salah mengenai seks ini, ada yang kelihatannya begitu  masuk akal, sehingga kita kira itu fakta yang benar, padahal setelah  diurai secara ilmiah, baru ketahuan bahwa itu salah.
Semua ini cuma didapat dari pengalaman, ngobrol sana-sini yang  di-crosscheck dengan berbagai sumber, mulai dari dokter, buku sampai  internet. Kalo ada keraguan yang mau kalian konfirmasikan kebenarannya,  jangan ragu pergi ke ginekolog (dokter spesialis kandungan) untuk  tanya-tanya. Nggak usah malu. Orang belum kimpoi boleh kok konsultasi ke  ginekolog. Cewek, cowok, pasangan pacaran, gay, lesbian, siapa aja  boleh. Walaupun kalian mengaku belum menikah tapi sudah melakukan  hubungan seks (entah kalian datang berkonsultasi sendiri atau  berpasangan) dokter (seharusnya) nggak akan menghakimi moralitas kalian.  Soalnya bukan itu fungsinya.
Oke, kita mulai. Yang banyak menghantui anak muda dalam berhubungan  seks pastinya adalah kehamilan. Jadi kita coba bedain, mana yang mitos  dan mana yang fakta berkenaan dengan seks dan kehamilan. Here goes..
****
1. Cewek hanya bisa hamil kalo saat bersenggama, orgasmenya bareng  (orgasme pada saat bersamaan).
MITOS!
Secara ringkas, konsep kehamilan kurang lebih seperti ini.. Cewek  sebulan sekali memproduksi sel telur yang tersimpan dalam rahimnya. Saat  bersenggama, cowok memuncratkan mani yang berisi jutaan (mungkin  miliaran) sel sperma. Nah, sel sperma yang super banyak ini  berlomba-lomba berenang masuk ke dalam rahim untuk mencapai sel telur  yang ada di sana. Begitu sel sperma pertama mencapai sel telur, terjadi  proses yang namanya pembuahan. Ini merupakan awal kehamilan, karena sel  telur yang udah dibuahi tadi akan tumbuh menjadi janin, lalu pada  saatnya, tumbuh jadi bayi. Sel-sel sperma yang lain udah nggak berfungsi  lagi, soalnya yang dibutuhin dalam pembuahan sel telur emang cuma satu  aja.
Jadi pernyataan “kalo orgasmenya nggak bareng, maka nggak akan hamil”  itu cuma mitos belaka. Bohong besar itu. Saat orgasme, cewek nggak  mengeluarkan apa-apa kok (kecuali cairan vagina yang lebih banyak).  Bahan baku yang dibutuhkan cewek untuk kehamilan (yaitu sel telur) emang  nggak dikeluarin ke mana-mana, tapi diam aja dalam rahimnya. Jadi  jangankan “nggak bareng”, walau si cewek nggak orgasme pun, kehamilan  bisa terjadi kalo saat itu dia lagi punya sel telur.
FAKTANYA:
Orgasme pada cewek MEMBANTU meningkatkan kemungkinan terjadinya  kehamilan. Karena orgasme meningkatkan aliran darah ke organ-organ  reproduksi cewek, supaya berfungsi lebih optimal. Selain itu,  gerakan-gerakan otot vagina dan mulut rahim pada saat orgasme membantu  “menghisap” mani ke dalam rahim. Jadi mempercepat sel-sel sperma untuk  mencapai sel telur.
Informasi tambahan: Kalo nggak dibuahi oleh sel sperma, sel telur ini  akan mati dan terbuang bersama lapisan dinding rahim yang  melindunginya. Inilah yang terjadi dalam proses menstruasi. Darah yang  keluar itu (kadang berbentuk seperti potongan daging, karena begitu  kentalnya) adalah lapisan dinding rahim yang dibentuk untuk melindungi  sel telur yang dibuahi. Jadi kalo nggak dibuahi, ya dibuang semua.
*****
2. Cowok kamu bilang, “Nggak bakal bunting deh, Yang. Kan nanti  sebelum ngecret aku cabut. Terus aku keluarin di luar.”
MITOS!
Salah besar nih! Ada dua alasan. Pertama, banyak cowok yang kurang bisa  mengendalikan diri akibat kenikmatan tiada tara mendekati ejakulasi.  Akhirnya jadi telat dicabut sehingga maninya terlanjur tumpah di dalam  vagina, atau lebih parah lagi, malah nggak dicabut sama sekali. Ini  sangat beralasan, karena kenikmatan ejakulasi di dalam vagina itu nggak  ada yang ngalahin. Apalagi sambil ceweknya dipeluk erat penuh cinta  (kalo ML-nya atas dasar cinta). Apalagi kalo orgasme bareng. Waa,  nikmat, Bo!
Alasan kedua, katakan si cowok penuh kendali dan mencabut penisnya  sebelum ejakulasi, lalu ditumpahkan di luar, sesuai janjinya. Tetap aja  risiko hamil ada. Kenapa gitu? Karena kalo kalian perhatiin, mungkin  saat foreplay (bermesraan dan saling rangsang sebelum senggama) penis si  cowok dimainkan dengan tangan, ada lendir bening yang nggak terlalu  kental keluar dari penis. Tanpa foreplay pun lendir ini akan keluar saat  dan selama bersenggama. Di sini nggak ada namanya. Dalam bahasa  Inggris, namanya pre-cum. Dalam bahasa Arab, namanya madi (bukan mani).  Kita sebut aja pra-mani. Nah, pra-mani ini berfungsi sebagai pelumas,  seperti cairan vagina yang dikeluarkan oleh cewek sebelum dan selama  bersenggama. Ini yang mungkin orang banyak nggak tahu, bahwa  sesungguhnya dalam cairan pra-mani ini juga terdapat sel-sel sperma yang  bisa membuahi sel telur yang ada dalam rahim cewek. Memang jumlahnya  nggak sebanyak yang terdapat dalam mani yang muncrat tumpah ruah saat  ejakulasi. Tapi tetap aja yang sedikit itu bisa mengakibatkan kehamilan.  Soalnya “sedikit”nya itu bisa 100-1000 sel sperma. Padahal untuk  pembuahan cuma perlu satu sel aja.
*****
3. Cewek bilang, “Nggak mungkin dong aku tidur ama abangmu! Kan dia  udah terbukti mandul!” atau sebaliknya, “Mana mungkin aku bisa hamil?  Suamiku kan impoten.”
MITOS!
Bukan mitos juga sebenernya. Lebih tepatnya mungkin “salah persepsi”.  Nggak bisa membedakan antara mandul dengan impoten.
Mandul adalah kondisi di mana cowok nggak bisa memproduksi sel-sel  sperma. Jadi walaupun penisnya sanggup menegang keras dan sanggup  memuncratkan mani yang berlimpah saat senggama, tetap aja nggak terjadi  kehamilan. Soalnya maninya nggak mengandung sel sperma barang sebiji  pun! Istilah kasarnya, peluru kosong.
Impoten adalah kondisi di mana penis cowok nggak bisa berdiri  (ereksi), dan sebagai akibatnya, nggak bisa melakukan senggama. Tapi  walaupun begitu, belum tentu dia nggak bisa memproduksi sel-sel sperma.  Jadi dia tetap bisa menghamili cewek. Tapi caranya nggak melalui  senggama dengan muncratan mani yang menggairahkan. Melainkan melalui  proses inseminasi buatan (istilah populernya: bayi tabung).
Kesimpulannya, cowok mandul bisa bersenggama tapi nggak bisa  menghamili. Sementara cowok impoten nggak bisa bersenggama tapi bisa  menghamili.
*****
4. Cowok jangan sering pake celana dalam ketat. Ntar jadi mandul.
FAKTA!
Emang bener gitu. Buah zakar cowok berfungsi membentuk dan menampung  mani yang berisi sel-sel sperma, sebelum dimuncratkan melalui penis saat  ejakulasi. Sel-sel sperma ini terbentuk atas asam amino (seperti yang  membentuk protein) yang sangat rentan (mudah rusak) terhadap panas dan  asam. Nah, kalo cowok pake celana dalam dan/atau celana luar yang ketat,  sirkulasi udara di daerah itu kan jadi sangat minim. Akibatnya panas  dari tubuh kita sendiri nggak pergi ke mana-mana dan daerah sekitar  selangkangan itu jadi panas. Jadi pada mampuslah sel-sel sperma si cowok  itu.
Berkaitan dengan itu, sering-sering mandi air panas dan nongkrong di  sauna (mandi uap) juga mempunyai akibat yang sama.
Ilustrasi tambahan: Kenapa kalo di tempat dingin seperti Puncak kita  cenderung merapatkan selimut ke badan kalo tidur? Maksudnya sebenernya  untuk meminimalkan sirkulasi udara di sekitar tubuh kita, supaya panas  dari tubuh kita nggak lari ke mana-mana, sehingga badan kita jadi anget  dan nggak kedinginan lagi. Gicchuu, Nek!
*****
5. Cewek kamu bilang, “Aku nggak mau ah kamu muncratin di mulut. Kalo  manimu ketelen, nanti aku bunting lagi!”
MITOS!
Ini salah besar! Kemungkinan terjadinya kehamilan kalo cewek menelan  mani cowok adalah satu banding sejuta trilyun. Nggak ada ya angka sejuta  trilyun? Ya, makanya, itu cuma ilustrasi aja bahwa itu hanya bisa  terjadi kalau ada keajaiban. Secara ilmiah, itu mustahil terjadi.
Kenapa gitu? Soalnya, walaupun posisinya nggak jauh, tapi jalurnya  sama sekali nggak nyambung. Dari mulut, jalurnya ke kerongkongan –  lambung – usus halus – usus besar terus keluar lagi ke anus. Ada sih  belokan-belokan kecil ke ginjal – kandung kemih terus keluar ke saluran  kencing. Sementara dari vagina, jalurnya ke mulut rahim terus langsung  masuk ke rahim. Antara liang vagina dengan saluran kencing, walaupun  posisinya nempel atas-bawah, tapi nggak ada hubungannya sama sekali  juga.
Karena jalur-jalur itu sama sekali nggak ada hubungannya, maka nggak  ada kemungkinan sel-sel sperma yang masuk lewat mulut bisa nembus ke  rahim dan ketemu dengan sel telur untuk terjadi pembuahan.
Katakanlah, kalo mau ngeyel (nekat bersikeras), ada yang bilang, usus  dengan rahim itu posisinya nempel. Mungkin aja sel-sel sperma bisa  nembus dinding usus dan dinding rahim secara osmosis lalu ketemu ama sel  telur.
Untuk menjawab itu, sebagai ilustrasi, daging steak atau rendang yang  kita makan akan tiba di lambung untuk dihancurkan oleh berbagai macam  enzim dan asam lambung dan entah apa lagi sampe terurai jadi asam lemak  dan asam amino untuk masuk ke dalam usus halus dan diserap oleh darah  untuk didistribusikan ke seluruh tubuh. Itu daging utuh yang masih  berbentuk serat-serat kasar (sehalus apa sih gigi kita bisa  menghancurkan potongan daging itu?) Apalagi sperma yang cuma berbentuk  sel? Apa nggak kerebus tu benda begitu nyampe di lambung? Jadi  kesimpulannya, tetep aja nggak mungkin cewek hamil akibat menelan mani.
Informasi tambahan: Ini mungkin lebih diarahkan untuk para cewek. Betul  nggak kalo aku bilang, setelah bersenggama, cewek suka banget dipeluk  mesra, dibelai rambutnya, dicium lembut di kening dan mata, diberi  pujian ringan (tapi nggak ngegombal) mengenai kulitnya, matanya,  bibirnya, rambutnya atau bentuk tubuhnya. Apalagi kalo senggamanya atas  dasar cinta dengan suami atau pacar seriusnya. Yang aku sebutin itu  mungkin hanya sedikit dari begitu banyaknya variasi seks (sebelum,  selama maupun setelah senggama) yang disukai cewek.
Sebaliknya, memuncratkan mani di mulut atau di buah dada adalah  variasi seks yang sangat disukai oleh cowok. Emang antara cowok dengan  cewek beda banget. Bagi kalian (cewek) mungkin keberanian cowok untuk  menjilati vagina dan menghisap lendir vagina nggak ada artinya dibanding  kesadaran untuk melakukan sentuhan-sentuhan lembut yang kupaparkan di  atas tadi. Tapi bagi kami (cowok) keberanian cewek menerima muncratan  mani di mulut, apalagi menelannya, sangat berarti dan sangat disukai.  Bagi yang bersenggama atas dasar cinta, tindakan ini bisa mempertebal  cinta si cowok terhadap si cewek, dengan dasar pikiran, “Gile, ni cewek  begitu percaya dan begitu cintanya ama gue, sampe mau nelen mani gue!  Gue jadi makin cinta aja ama doi!”
Jadi, ini sih saran aja, mau diikutin mau enggak, ya terserah..  belajarlah menikmati variasi seks yang agak brutal ini. Awalnya mungkin  agak mengejutkan, tapi lama kelamaan bisa dinikmati kok. Sama aja kayak  senggama. Pertama emang sakit. Tapi lama-lama nikmat dan ketagihan ‘kan?
*****
6. Cowok kamu bilang, “Itu bukan anakku! Emang kita sering senggama,  tapi aku kan selalu pake kondom! Jadi nggak mungkin aku ngebuntingin  kamu!”
MITOS!
Senggama pake kondom TIDAK menjamin si cewek nggak akan hamil! Kondom  sangat efektif mencegah kehamilan dan penularan penyakit kelamin, tapi  nggak seratus persen. Kalo dibaca dengan seksama di kotak atau booklet  yang ada dalam kotak kondom, selalu (aku belum baca semua merek sih,  tapi kuasumsikan semua begitu, untuk menghindari tuntutan dari konsumen)  ada pernyataan bahwa kondom ini nggak seratus persen mencegah kehamilan  dan penularan penyakit. Ada yang memberi pernyataan bahwa “Pada  percobaan laboratorium, 97% tidak pecah dan tidak sobek” atau ada juga  yang lebih halus dengan menggunakan kata-kata “efisien dalam  melindungi..” atau “sangat efektif sebagai alat pencegah..” Kata-kata  “efisien” dan “efektif” itu adalah pernyataan halus bahwa kondom yang  kalian pake ini nggak sempurna melindungi 100%. Nggak mungkin ada yang  berani menyatakan “pasti melindungi..” atau “100% sempurna mencegah..”  atau yang sejenis itu.
Berkaitan dengan ini, nggak ada alat kontrasepsi jenis apa pun yang  100% sempurna mencegah kehamilan. Baik itu pil, spiral, suntik, susuk.  Apa pun!
*****
7. Cowok kamu bilang, “Kita kan nggak sampe senggama. Aku cuma  gesek-gesekin penisku di luar vaginamu, sampe akhirnya maniku muncrat  tumpah ruah di atas vaginamu. Kok kamu bisa bunting sih?”
FAKTA!
Emang bisa. Makanya hati-hati. Walaupun kalian nggak sampe senggama,  dalam arti nggak sampe masukin penis ke dalam vagina, tapi kalo mani si  cowok dimuncratin di vagina si cewek (walaupun hanya di luarnya), tetep  aja ada kemungkinan ada sel-sel sperma yang selamat dan berhasil  berenang masuk ke dalam bibir vagina, terus melalui liang vagina sampai  masuk ke rahim dan ketemu ama sel telur yang kebetulan udah nunggu di  sana.
Harap dicatat bahwa kemungkinan ini tidak kecil! Selemah-lemahnya sel  sperma itu, tapi ada aja yang cukup kuat untuk bertahan dan mencari  jalan hingga mencapai bagian yang cukup basah dan lembab untuk menunjang  kehidupan dan perjalanannya menuju rahim. Apalagi kalo dalam gairah  yang ditimbulkan itu vagina si cewek sampe basah banget, dalam arti  cairan vaginanya sampe keluar dari bibir vagina, maka sel sperma si  cowok akan dapat kesempatan yang cukup besar untuk bisa selamat dan  berenang ke dalam vagina.
Satu catatan lagi, ini juga tetap bisa terjadi walaupun si cewek  masih perawan. Sebab selaput dara cewek itu bukan merupakan selaput utuh  yang menutupi seluruh liang vagina. Selaput ini ada lubangnya di tengah  (biasanya bentuknya bergerigi). Logis aja, kalo nggak ada lubangnya,  gimana caranya darah menstruasi bisa keluar dari rahim ke mulut vagina?
Jadi hati-hati kalo melakukan heavy petting (bermesraan yang sangat  bergairah) walaupun nggak sampai senggama.
*****
8. Cewek kamu bilang, “Aduuh, kita kan udah pake sistem kalender. Kok  aku masih bunting juga sih?”
FAKTA!
Bagi yang belum tahu, sistem kalender maksudnya hanya melakukan senggama  di tanggal-tanggal “aman” yaitu sekitar 3 hari sebelum dan sesudah  menstruasi si cewek. Tanggal-tanggal ini “dianggap” aman karena pada  saat itu “seharusnya” dalam rahim si cewek tidak ada sel telur yang  hidup dan siap dibuahi.
Tapi ya itulah. Kehamilan tetap bisa terjadi. Sebab seperti kuberi  penekanan di atas, tanggal-tanggal ini memang tidak pasti aman. Kenapa  gitu, kan nggak ada sel telur yang hidup? Nah, di sinilah letak  kesalahannya. Emangnya siapa yang tahu pasti bahwa saat itu nggak ada  sel telur yang hidup? Pembentukan sel telur, ketahanan hidupnya dan  jadwal matinya sel telur kalo nggak kunjung dibuahi, sangat variatif dan  nggak tentu, tergantung kondisi tubuh si cewek. Soalnya semua itu  diatur oleh hormon-hormon dalam tubuh si cewek. Sementara aktivitas  hormon sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis si cewek, antara  lain kesehatannya, tingkat emosinya, stres atau enggaknya si cewek,  makanannya, dan masih banyak faktor lainnya. Jadi metode ini sangat  nggak bisa ditebak.
Bahkan, penelitian menyatakan, senggama yang dilakukan saat si cewek  menstruasi pun masih bisa menimbulkan kehamilan. Padahal saat itu kan  sel telur jelas-jelas udah mati dan dibuang bersama lapisan dinding  rahim. Emang betul, tapi sel sperma yang masuk saat ejakulasi ternyata  ada yang sanggup bertahan walau dalam kondisi berat penuh pendarahan  seperti menstruasi. Jadi saat menstruasi selesai, masih ada sel sperma  yang selamat di liang vagina, mulut rahim atau di dalam rahim. Jadi saat  sel telur terbentuk, udah ada sperma yang siap membuahinya.
Senggama saat menstruasi juga sangat tidak disarankan karena alasan  lain. Gesekan-gesekan antara penis dengan vagina bisa menimbulkan  iritasi (lecet) pada dinding vagina. Sebenernya ini umum banget terjadi,  tapi di sebagian besar waktu, hal ini nggak terlalu dirasain ama si  cewek. Nikmatnya aja yang terasa. Kadang-kadang terasa juga vaginanya  agak perih, tapi dicuekin. Nah, berkaitan dengan menstruasi, kalo  terjadi iritasi pada dinding vagina saat darah kotor sedang keluar deras  melewati vagina, iritasi itu akan menjadi infeksi dan sangat mudah  terjangkiti penyakit.
*****
9. Jangan sering-sering masturbasi. Entar jadi mandul lho!
MITOS!
Nggak ada hubungannya masturbasi ama kemandulan. Logikanya, masturbasi  dengan senggama hanya beda metode. Yang satu pakai tangan untuk mengocok  penis, yang satu penisnya dimasukkan ke dalam vagina. Lalu hasil  akhirnya sama, penis mengalami ejakulasi. Apa terus kalo cowok sering  senggama akan jadi mandul? Enggak ‘kan?
FAKTANYA: Hubungan paling dekat adalah masalah psikologis, dan ini  pun bukan mengakibatkan kemandulan. Paling mungkin mengakibatkan  ejakulasi dini. Kenapa gitu? Masturbasi banyak dilakukan remaja usia  muda, lebih umum pada cowok. Biasanya dilakukan secara diam-diam. Kalo  keadaan lokasi kurang aman (misalnya di rumah), akan ada rasa takut  ketahuan oleh anggota keluarga lain, terutama orang tua. Jadi masturbasi  dilakukan dengan terburu-buru dan ingin cepat selesai (cepat keluar).  Ini bisa mengakibatkan ejakulasi dini yang bisa terus terbawa sampai  dewasa. Akhirnya saat senggama, baru setengah menit dikocok oleh vagina  (yang jauh lebih nikmat daripada tangan sendiri), udah muncrat ke  mana-mana tu mani!
*****
10. Nggak ada cara senggama, dengan perlindungan atau metode apa pun,  yang 100% aman dari risiko kehamilan.
FAKTA!
Dari pembahasan-pembahasan di atas, jelas memang, nggak ada cara apa pun  yang “dengan pasti” akan mencegah kehamilan. Pokoknya kalo senggama,  pasti ada kemungkinan hamil. Terus gimana dong, biar nggak hamil? Ya  gampang aja, jangan senggama!
Hubungan seks itu banyak variasinya dengan berbagai tingkat  kenikmatan. Dari saling menggenggam tangan, sampai oral sex (jilat  vagina atau hisap penis). Kalo emang belum siap, pake aja dulu cara-cara  lain selain senggama. Kalo emang udah siap nanggung risikonya, ya  silakan bersenggama. Siap di sini artinya, melakukan semua usaha  pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain, pake kondom, atau minum pil  KB, atau pake sistem kalender, atau cara-cara lainnya, atau gabungan  dari cara-cara itu. Tapi kalo ternyata hamil juga, ya siap  menghadapinya. Artinya, bagi yang tabu melakukan aborsi, ya siap  melahirkan dan mengurus bayi itu, apa pun risikonya. Bagi yang tidak  takut melakukan aborsi, mungkin pilihannya bisa menggugurkan  kandungannya.
Intinya, semua itu adalah pilihan dan keputusan masing-masing.  Soalnya, melakukan senggamanya juga merupakan pilihan dan keputusan  kalian sendiri ‘kan? Maka, menghadapi konsekuensi dan akibat yang timbul  dari senggama itu harus juga merupakan pilihan dan keputusan kalian  sendiri.
 
